1. Latar belakang
Israel
sudah berdiri di Palestina selama kurang lebih 60 tahun. Jumlah yang sangat
lama. Mereka menjajah Palestina dan hanya menyisakan Gaza saja yang belum futuh
mereka taklukan. Di Gaza, ada sebuah tembok besar yang tak pernah berhasil
diruntuhkan oleh Israel: Hamas. Bagaimanakah Israel berdiri? Gerakan
antisemit di seluruh dunia melahirkan reaksi balik berupa gerakan Zionisme
sedunia, yang digagas oleh Dr. Theodore Herzl (1896), seorang Yahudi Hongaria
di Paris. Menurut Herzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi
antisemitisme adalah adalah dengan menciptakan suatu tanah air bagi bangsa
Yahudi. Melalui pamfletnya yang berjudul “Der Yuden Staat,” Herzl mulai
mempropagandakan cita-citanya tersebut. Awalnya Herzl belum menegaskan di mana
letak tanah air bangsa Yahudi akan dibangun. Mula-mula disebut Argentina atau
Palestina. Tetapi dalam kongres kaum Zionis pertama di Basel, Swiss tahun 1897,
mereka menetapkan Palestina sebagai pilihannya. Alasan pemilihan Palestina
adalah latar belakang historis untuk mengembalikan ”Haikal Sulaiman” yang
merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di tanah Palestina (sekitar
975 – 935 SM). Maka, sejak 1930 eksodus Yahudi dari Eropa ke Palestina
meningkat tajam, terutama pada Era Nazi Jerman (Perang Dunia II).Berdirinya Israel
tidak lepas dari keruntuhan khilafah. Khalifah Turki Utsmani Sultan Abdul Hamid
sebagai penghalang terbesar diturunkan sebagai Khalifah oleh gerakan Turki
Muda. Waktu itu, tahun 1909, Sultan Abdul Hamid mengeluarkan pernyataan keras
kepada Yahudi: ”Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku
tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku mengabdi kepada
kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran
sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah
Uthmaniyah. Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian!” Tidak heran
kalau kemudian Yahudi berkonspirasi menghancurkan Sultan Abdul Hamid.
Pada
Perang Dunia I (1914-1918), Turki Utsmani bergabung dengan Poros Central
(Jerman, Austria-Hungaria) melawan Sekutu. Namun pada 1916, Inggris dan Prancis
berkongkalingkong untuk membagi wilayah Timur Tengah dan terkenal dalam
Perjanjian Sykes Picot. Dalam Deklarasi Balfor tahun 1917, Inggris mendukung
pembentukan Negara Yahudi di tanah Palestina. Berikut adalah isi surat dari
Arthur James Balfour yang berdiri di belakang perjanjian laknat itu. ”Lord
Rothschild yang terhormat, saya sangat senang dalam menyampaikan kepada Anda,
atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis
Yahudi yang telah diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet. Pemerintahan Sri
Baginda memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi,
dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya
tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan
yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas
non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak dan status politis yang
dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya . Saya sangat berterima kasih
jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi
Zionis.” Tahun 1918, Palestina jatuh. Jendral Allenby merebut
Palestina dari Khilafah Turki Utsmani. Setahun kemudian, secara resmi mandat
atas Palestina diberikan kepada Inggris oleh LBB. Pada tahun 1947, PBB dengan
sewenang-wenang membagi dua wilayah Palestina. 1948 menjadi tahun bersejarah
bagi Yahudi karena merupakan tahun deklarasi pembentukan Israel. Tepat hari
berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari Palestina dideklarasikan
Pendirian Negara Israel, 14 Mei 1948.
Beberapa
perang yang pantas diingat dalam sejarah berdarah Yahudi. Pada 1948 ada Perang
Arab Israel I. Mesir, Jordania, dan Syria masing-masing menduduki Gaza, Tepi
Barat dan Dataran Tinggi Golan. Pada 1967 terjadi Perang 6 Hari, Mesir,
Jordani, Syiria menyerang Israel, tapi justru kehilangan ketiga daerah hasil
perang 1948 bahkan Gurun Sinai lepas dari Mesir. Dan pada tahun 1973 terjadi
Perang Yom Kippur, Mesir dan Syria menyerang Israel. Diikuti embargo minyak
kepada negara-negara Barat. Tapi pada tahun 1978 dalam Perjanjian Camp David,
Mesir mendapatkan kembali Gurun Sinai dengan syarat tidak lagi memerangi
Israel. Gaza, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan tetap dalam kontrol Israel.
Puncaknya pada tahun 1992 dibuat Perjanjian Oslo. Pengakuan PLO atas eksistensi
Israel dan penunjukkan PLO sebagai otoritas resmi atas Jalur Gaza dan Tepi
Barat. Sejak saat itu Israel semakin berdiri kokoh di tanah jajahannya,
Palestina. Konon, warga Yahudi sudah banyak berdiam di Indonesia sejak jaman
kolonial Belanda, khususnya di Jakarta, tapi tidak ada tanggal yang pasti kaum
Yahudi menetap di Indonesia. Sebuah situs Komunitas Yahudi dunia (lihat di
sini) mencatat bahwa pada tahun 1850 seorang utusan dari Jerusalem, Jacob
Saphir, yang mengunjungi Batavia (Jakarta), bertemu dengan seorang pedagang
Yahudi dari Amsterdam yang menyebutkan bahwa ada 20 keluarga Yahudi dari
Belanda atau Jerman tinggal di sana, termasuk anggota pasukan kolonial Belanda.
Beberapa
orang Yahudi juga tinggal di Semarang dan Surabaya. Mereka punya beberapa
hubungan dengan agama Judaisme (ajaran Yahudi). Atas permintaan Saphir,
Komunitas Amsterdam mengirim rabbi yang mencoba mengorganisasikan jemaah di
Batavia dan Semarang. Sejumlah Yahudi dari Baghdad atau asli orang
Baghdad, dan dari Aden juga bermukim di Jawa. Pada tahun 1921, utusan Zionis
dari Israel yang bernama Cohen memperkirakan bahwa hampir ada 2,000 orang
Yahudi yang tinggal di Jawa. Sebagai catatan, Vereenigde Oostindische
Compagnie (Serikat Dagang India Timur) atau VOC atau Kompeni berdiri pada tahun
1602 dan memegang hak monopoli dari Kerajaan Belanda untuk menguasai jalur
perdagangan di Asia selama 21 tahun. VOC adalah Multi-National Company (MNC)
pertama di dunia dan juga perusahaan Multi-nasional pertama yang menerbitkan
saham. Selama hampir 200 tahun berkuasa, VOC akhirnya bangkrut dan dibubarkan
pada tahun 1800 karena terlilit hutang dan kerusuhan. Akhirnya asset dan
hutang-hutangnya diambil alih oleh pemerintah Hindia Belanda. Kembali
kepada kisah kaum Yahudi. Yahudi Belanda di Surabaya ada yang memegang jabatan
penting di pemerintahan, dan banyak juga yang jadi pedagang. Kaum Yahudi yang
berasal dari Baghdad membentuk elemen yang paling orthodox (kolot). Di sana
juga terdapat kaum Yahudi asal Eropa Tengah dan Soviet Russia, yang jumlahnya
meningkat di tahun 1930an. Di tahun 1939 ada sekitar 2,000 pemukim Yahudi
Belanda dan sejumlah Yahudi stateless (tanpa status kewarganegaraan) yang
menjalani hukuman ketika Jepang menduduki Indonesia. Setelah kemerdekaan
Indonesia, unsur-unsur Yahudi Belanda mulai mengalami kemerosotan dan
populasinya pun berkurang karena alasan-alasan politik dan ekonomi. Ada
sekitar 450 orang Yahudi di Indonesia pada tahun 1957, umumnya kaum Ashkenazim
di Jakarta dan kaum Sephardim di Surabaya, komunitas inilah yang memelihara
sebuah sinagoga di sana. Komunitas tersebut berkurang menjadi 50 orang di tahun
1963. Ada sekitar 20 orang Yahudi yang tinggal di Jakarta dan 25 orang di
Surabaya pada tahun 1969. Komunitas ini diwakili oleh the Board of Jewish
communities of Indonesia (Dewan Komunitas-komunitas Yahudi di Indonesia) yang
berkantor di Jakarta. Pada tahun 1997, tercatat ada sekitar 20 orang
Yahudi tinggal di Indonesia, beberapa dari mereka ada di Jakarta dan beberapa
keluarga Yahudi lainnya yang berasal dari Iraq tinggal di Surabaya dan
memelihara sebuah sinagoga kecil.
2. Pembahasan
Ø
Asal Usul dan Sepak Terjang Bangsa
Yahudi
Siapa yang
tidak mengenal kaum Yahudi atau dengan sebutan lain sebagai Bani Israel.
Sejarah dan kisah perjalanan hidup mereka telah di muat dalam kitab-kitab agama
(Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur`an). Dimana ada kebaikan yang terjadi, namun
tidak sedikit yang terabadikan dalam kekejian, kemunafikan dan pembangkangan
terhadap aturan Tuhan. Kata Israel di ambil dari gelar Nabi Ya`kub AS
sendiri. Semua bermula dari pertengkaran sengit antara dia dengan saudara
kembarnya yaitu Isu (Esau). Lalu, untuk menyelamatkan dirinya Nabi Ya’kub AS
ber-”isra,” yakni berjalan pada malam hari ke negeri pamannya, Laban, di
kampung Ur, di distrik Kildani, Iraq. Sehingga karena ber-isra` inilah Nabi
Ya’kub AS kemudian diberi gelar Israel. Sedangkan kata Yahudi sendiri
berasal dari penisbatan segolongan kaum kepada seorang putra dari Nabi Ya`kub
AS yang bernama Yehuda. Kemudian dari 12 anak Nabi Ya`kub AS lah – termasuk
Nabi Yusuf AS – disebut sebagai bani Israel. Setelah itu dikukuhkan kembali
oleh Nabi Musa AS saat beliau memimpin umat ini. Jadi, pada dasarnya
mereka ini berasal dari satu keturunan yang sama dengan bani Ismail yaitu dari
Nabi Ibrahim AS sebagai bapaknya. Bani Ismail berasal dari Nabi Ismail AS yang
belakangan menjadi kaum Quraiys, sedangkan bani Israel berasal dari Nabi Ishaq
AS yang belakangan menjadi kaum Yahudi.
Ø
Sepak terjang bangsa Yahudi
Bangsa
Yahudi sangat terobsesi dengan kitab suci mereka yang bernama Talmud. Dimana
sebagian isinya menganggap bahwa hanya merekalah satu-satunya bangsa yang
dipilih oleh Tuhan untuk menguasai dunia ini. Ini jelas telah menyimpang dari
ajaran pokok kitab Taurat yang di turunkan Allah SWT kepada Nabi Musa AS. Orang
yang berjasa membebaskan mereka dari cengkeraman keji raja Mesir, yaitu
Fira`un. Sedari awal mereka telah membangkang dari kodrat-Nya dengan
mengingkari kenabian Ismail AS dan keturunannya. Mereka hanya menganggap bahwa
keturunan Nabi Ibrahim AS hanyalah Nabi Ishaq AS saja karena berasal dari istri
pertama Nabi Ibrahim AS, yaitu Sarah. Sedangkan Nabi Ismail AS yang berasal
dari istri kedua (Hajar) tidak pernah di akui hingga kini. Selain itu,
bani Israel ini memang satu-satunya umat manusia yang paling sulit di atur.
Buktinya ketika mereka masih di bawah bimbingan Nabi Musa AS saja telah begitu
berani menentang perintah sang nabi. Seperti saat Nabi Musa AS harus menyendiri
di atas bukit Tursina untuk mendapatkan petunjuk dari Allah. Mereka pun dengan
berani melakukan perbuatan syirik dengan menyembah patung sapi bikinan seorang
penyihir yang bernama Samiri. Meski telah di peringatkan oleh Nabi Harun AS,
mereka tetap tidak mau peduli, bahkan sang nabi pun akan mereka bunuh. Atas
kecongkakkan dan kesombongan ini, Tuhan pun murka kepada bani Israel.
Akibatnya, beratus-ratus tahun mereka harus menjadi warga negara kelas bawah
yang sering tertindas di negeri dimana mereka tinggal. Meski sempat mempunyai
kerajaan yang dibangun oleh Nabi Daud AS dan mencapai masa keemasannya saat di
tangan Nabi Sulaiman AS. Namun, kerajaan ini kemudian pecah menjadi dua karena
intrik, lalu menjadi lemah dan akhirnya mereka pun di jajah oleh Fira`un Nekho.
Diusir sebagai orang buangan oleh raja Nebukadnezar dari bangsa Babilonia. Di
jajah lagi oleh bangsa Romawi. Dan di zaman moderen pun dibantai oleh Nazi,
Jerman. Namun, meski hukuman itu adalah wujud nyata dari kemurkaan Tuhan,
itu tidak membuat mereka jera dan bertobat. Malah dihati bangsa ini menjadi
makin dendam untuk terus melawan Tuhan. Kecongkakkan mereka pun semakin
menggila dengan menganggap dirinya sebagai bangsa pilihan Tuhan satu-satunya
dan paling berhak memerintah dunia ini, sedangkan bangsa yang lain tidak
masalah bila di jadikan sebagai budak yang setara dengan binatang. Mereka
pun dengan sombongnya telah bersumpah untuk memerangi agama lain selain agama
mereka dengan segala cara. Persis ketika Iblis bersumpah kepada Tuhan untuk
memperdayai anak cucu Adam AS sampai hari kiamat nanti. Untuk itu
Allah SWT pun mengingatkan di dalam Al-Qur`an seperti pada surat Al-Baqarah [2]
ayat 120: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada
kamu hingga kamu mengikuti agama mereka,…”
Ø
Tentang Zionisme
Awalnya
nabi daud as, yang juga seorang raja, menaklukkan bukit zion yang merupakan
benteng dari kaum yabus. Setelah itu, nabi daud as pun tinggal di benteng itu
dan diberinya nama: “bandar daud”. Sejak itu maka zion menjadi tempat
suci, dikeramatkan orang-orang yahudi yang mereka percayai bahwa tuhan pun
tinggal di tempat itu: “indahkanlah suaramu untuk tuhan yang menetap di zion”
(mazmur 9:11). Walaupun nabi musa as tidak pernah menginjakkan kaki
beliau di sana, namun orang-orang yahudi menganggap bahwa nabi musa as adalah
pemimpin pertama kaum zionis. Sedangkan zionisme ialah gerakan
orang-orang yahudi yang bersifat ideologis untuk menetap di palestina, yakni di
bukit zion dan sekitarnya. Untuk mencapai cita-citanya, zionisme ini
membangkitkan fanatisme kebangsaan (keyahudian) dan keagamaan dengan
mempergunakan cara kekerasan untuk sampai kepada tujuannya. Zionisme memakai
beberapa tipudaya untuk mengurangi dan menghilangkan sama sekali penggunaan
kata “palestina”, yakni mengganti dengan perkataan-perkataan lain yang
berkaitan dengan sejarah bangsa yahudi di negeri itu. Digunakanlah nama
“israel” untuk negara yang telah didirikan oleh mereka, sebab zionisme di
palestina identik dengan kekerasan, kezaliman dan kehancuran.
Kaum
zionis mengambil nama israel adalah untuk siasat guna mengelabui dan menipu
publik bahwa negara israel itu tidak akan menggunakan cara-cara yang biasa
digunakan oleh kaum zionis. Padahal hakikatnya secara substansial tidak ada
perbedaan sama sekali antara israel dengan zionisme. Israel sendiri berasal
dari dua kata, “isra” yang mempunyai arti hamba, dan “ell” yang berarti allah.
Secara substansial protokol zionisme adalah suatu konspirasi jahat terhadap
kemanusiaan. Protokol berarti pernyataan jika dinisbatkan kepada para
konseptornya, dan berarti laporan yang diterima serta di dukung sebagai suatu
keputusan jika dikaitkan pada muktamar di bale, switzerland, tahun 1897, yang
diprakarsai oleh teodor herzl. Protokol-protokol itu yang sebagai
dokumen rahasia disimpan di tempat rahasia, namun beberapa diantaranya
dibocorkan oleh seorang nyonya berkebangsaan perancis yang beragama kristen di
tahun 1901. Dalam pertemuan antara nyonya itu dengan seorang pemimpin teras
zionis di rumah rahasia golongan mesonik di paris, nyonya itu sempat melihat
sebagian dari protokol-protokol itu. Nyonya itu sangat terperanjat setelah
membaca isinya. Ia berhasil mencuri sebagian dari dokumen rahasia itu, yang
disampaikannya kepada alex nikola nivieh, ketua dinas rahasia kekaisaran rusia
timur.
Ø
Sebagian kecil dari protokol-protokol
zionisme itu seperti berikut ini:
“manusia
terbagi atas dua bagian, yaitu yahudi dan non-yahudi yang disebut joyeem atau
umami. Jiwa-jiwa yahudi dicipta dari jiwa tuhan, hanya mereka sajalah anak-anak
tuhan yang suci-murni. Kaum umami berasal-usul dari syaithan, dan tujuan
penciptan umami ini untuk berkhidmat kepada kaum yahudi. Jadi
kaum yahudi merupakan pokok dari anasir kemanusiaan sedangkan kaum umami adalah
sebagai budak yahudi. Kaum yahudi boleh mencuri bahkan merampas harta benda
kaum umami, boleh menipu mereka, berbohong kepada mereka, boleh menganiaya,
boleh membunuh serta memperkosa mereka” jadi, sesungguhnya tabiat asli kaum
yahudi ini bukan hanya ada disebutkan dalam protokol dokumen rahasia zionis
tersebut, melainkan ini adalah warisan turun temurun sejak cucu nabi ibrahim as
dari jalur nabi ishaq as ini mulai mengalami dekadensi (baca: Busuk ke dalam)
sepeninggal nabi sulaiman as. Ini di ungkap dalam al-qur`an surat ali-`imraan
[3] ayat 75: “di antara ahli kitab ada orang yang jika kamu
mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu; dan di
antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar,
tidak dikembalikannya kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang
demikian itu lantaran mereka mengatakan: “tidak ada dosa bagi kami terhadap
orang-orang ummi (manusia di luar kaum mereka). Mereka berkata dusta
terhadap allah, padahal mereka mengetahui”
protokol
zionisme tentang faham jiwa-jiwa yahudi dicipta dari jiwa tuhan, hanya mereka
sajalah anak-anak tuhan yang suci-murni, sangatlah menyimpang dari syari’at
yang dibawakan oleh nabi musa as. Mereka yang menyimpang inilah yang dimaksud
dalam al-qur`an surat al-fa-tihah [1] ayat 7 sebagai “al-maghdhub” yang artinya
“yang di murkai”. Protokol-protokol zionisme itu merancang juklatnya
dengan menyebarkan faham-faham yang bermacam-macam. Faham yang mereka tebarkan
berbeda dari masa ke masa. Suatu waktu mempublikasikan sekularisme kapitalisme,
suatu waktu menebar atheisme komunisme, suatu waktu berselubung agnostik
sosialisme. Dan untuk bisa menebarkan pengaruh di tingkat internasional,
protokol-protokol itu antara lain telah berisikan perencanaan keuangan bagi
kerajaan yahudi internasional yang menyangkut mata uang, pinjaman-pinjaman, dan
bursa. Media surat kabar adalah salah satu kekuatan besar dan melalui jalan ini
akan dapat memimpin dunia. Manusia akan lebih mudah ditundukkan dengan bencana
kemiskinan daripada ditundukkan oleh undang-undang.
Pada
tahun 1902 dokumen rahasia zionis itu diterbitkan dalam bentuk buku berbahasa
rusia oleh prof. Nilus dengan judul ‘protokolat zionisme’. Dalam kata
pengantarnya prof. Nilus berseru kepada bangsanya agar berhati-hati akan satu
bahaya yang belum terjadi. Dengan seruan itu terbongkarlah niat jahat yahudi,
dan huru-hura pun tak bisa dikendalikan lagi, dimana saat itu telah terbantai
lebih kurang 10.000 orang yahudi. Theodor herzl, tokoh zionis internasional
berteriak geram atas terbongkarnya protokolat mereka yang amat rahasia itu,
karena tercuri dari pusat penyimpanannya yang dirahasiakan, dan
penyebarluasannya sebelum saatnya akan membawa bencana. Peristiwa
pembantaian atas orang-orang yahudi itu mereka rahasiakan. Lalu mereka bergegas
membeli dan memborong habis semua buku itu dari toko-toko buku. Untuk itu,
mereka tidak segan-segan membuang beaya apa saja yang ada, seperti; emas,
perak, wanita, dan sarana apa saja, asal naskah-naskah itu bisa disita oleh
mereka. Mereka juga menggunakan semua pengaruhnya di inggris, supaya
inggris mau menekan rusia untuk menghentikan pembantaian terhadap orang-orang
yahudi di sana. Semua itu bisa terlaksana setelah usaha yang amat berat.
Pada
tahun 1905 kembali prof. Nilus mencetak ulang buku itu dengan amat cepat dan
mengherankan. Pada tahun 1917 kembali dicetak lagi, akan tetapi para pendukung
bolshvic menyita buku protokolat itu dan melarangnya sampai saat ini. Namun
sebuah naskah lolos dari rusia dan diselundupkan ke inggris oleh seorang
wartawan surat kabar inggris ‘the morning post’ yang bernama victor e.mars dan
dalam usahanya memuat berita revolusi rusia. Ia segera mencarinya di
perpustakaan inggris, maka didapatinya estimasi tentang akan terjadinya
revolusi komunis. Ini sebelum lima belas tahun terjadi, yakni di tahun 1901.
Kemudian wartawan itu menterjemahkan protokolat zionis itu ke dalam bahasa
inggris dan dicetak pada tahun 1912. Hingga kini tidak ada satu pun
penerbit di inggris yang berani mencetak protokolat zionis itu, karena kuatnya
pengaruh mereka di sana. Demikian pula terjadi di amerika. Kemudian buku itu
muncul di jerman pada tahun 1919 dan tersebar luas ke beberapa negara. Akhirnya
buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa arab, antara lain oleh muhammad khalifah
at-tunisi dan dimuat dalam majalah mimbarusy-syarq tahun 1950. Perlu
diketahui, bahwa tidak ada orang yang berani mempublikasikan protokolat itu,
kecuali ia berani menghadapi tantangan dan kritik pedas pada koran-koran
mereka, sebagaimana yang dialami oleh penerjemah ke dalam bahasa arab yang
dikecam dalam dua koran berbahasa perancis yang terbit di mesir. Setelah
melalui proses yang amat panjang, akhirnya pada 14 mei 1948 kaum yahudi
memproklamirkan berdirinya negara israel. Dengan kemerdekaan ini, cita-cita
orang-orang yahudi yang tersebar di berbagai belahan dunia untuk mendirikan
negara sendiri, tercapai. Mereka berhasil melaksanakan “amanat” yang
disampaikan theodore herzl dalam tulisannya der judenstaat (negara yahudi)
sejak tahun 1896. Tidaklah mengherankan jika di tengah-tengah
negara-negara timur tengah yang mayoritas menganut agama islam, ada sekelompok
manusia yang berkebudayaan dan bergaya hidup barat. Mereka adalah para imigran
yahudi yang didatangkan dari berbagai negara di dunia karena mengalami
pembantaian oleh penguasa setempat.
Sejak
awal israel sudah tidak diterima kehadirannya di palestina, bahkan di daerah
mana pun mereka berada. Karena merasa memiliki keterikatan historis dengan
palestina, akhirnya mereka berbondong-bondong datang ke palestina. Imigrasi
besar-besaran kaum yahudi ini terjadi sejak akhir tahun 1700-an. Akibat
pembantaian yang diderita, maka mereka pun merasa harus mencari tempat yang
aman untuk ditempati. Oleh inggris mereka ditawarkan untuk memilih kawasan
argentina, uganda, atau palestina untuk ditempati, dan herzl lebih memilih palestina.
Herzl adalah the founding father of zionism. Dia menggunakan zionisme
sebagai kendaraan politiknya dalam merebut palestina. Kemampuannya dalam melobi
para penguasa dunia tidak diragukan lagi. Sederetan orang-orang terkenal di
dunia seperti paus roma, kaisar wilhelm jerman, ratu victoria inggris, dan
sultan turki di istambul telah ditaklukkannya. Zionisme adalah otak dalam
perebutan wilayah palestina dan serangkaian pembantaian yang dilakukan yahudi.
Dengan berdatangannya bangsa Yahudi ke Palestina secara besar-besaran,
telah menyebabkan kemarahan dari penduduk Palestina. Gelombang pertama imigrasi
Yahudi terjadi pada tahun 1882 hingga 1903. Ketika itu sebanyak 25.000 orang
Yahudi berhasil dipindahkan ke Palestina. Mulailah terjadi perampasan tanah milik
penduduk Palestina oleh pendatang Yahudi. Bentrokan pun tidak dapat
dihindari. Kemudian gelombang kedua pun berlanjut pada tahun 1904 hingga
1914. Pada masa inilah, perlawanan sporadis bangsa Palestina mulai
merebak.Berdasarkan hasil perjanjian Sykes Picot tahun 1915 yang secara rahasia
dan sepihak telah menempatkan Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris.
Dengan berlakunya sistem mandat atas Palestina, Inggris membuka pintu
lebar-lebar untuk para imigran Yahudi dan hal ini memancing protes keras dari
bangsa Palestina. Aksi Inggris selanjutnya adalah memberikan
persetujuannya melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 agar Yahudi mempunyai
tempat tinggal di Palestina. John Norton More dalam bukunya The Arab-Israeli
Conflict mengatakan bahwa Deklarasi Balfour telah menina-bobokan penguasa Arab
terhadap pengkhiatan Inggris yang menyerahkan Palestina kepada Zionis.
Pada
tahun 1947 mandat Inggris atas Palestina berakhir dan PBB mengambil alih
kekuasaan. Resolusi DK PBB No. 181 (II) tanggal 29 November 1947 membagi
Palestina menjadi tiga bagian. Hal ini mendapat protes keras dari penduduk
Palestina. Mereka menggelar demonstrasi besar-besaran menentang kebijakan PBB
ini. Bantuan dari beberapa negara Arab dalam bentuk persenjataan perang
mengalir ke Palestina. Namun. saat itu pula menyusul pembubaran gerakan
Ikhwanul Muslimin di Mesir dan pembunuhan terhadap Hasan al-Banna yang banyak
berperan dalam membela Palestina dari cengkraman Israel. Lain halnya yang
dilakukan dengan bangsa Yahudi. Dengan suka cita mereka mengadakan perayaan
atas kemenangan besar ini. Apa yang dilakukan Yahudi dalam merebut
Palestina tidaklah terlepas dari dukungan Inggris dan Amerika. Berkat dua
negara besar inilah akhirnya Yahudi dapat menduduki Palestina secara paksa
walaupun proses yang harus dilalui begitu panjang dan sulit. Palestina menjadi
negara yang tercabik-cabik selama 30 tahun pendudukan Inggris. Sejak 1918
hingga 1948, sekitar 600.000 orang Yahudi diperbolehkan menempati wilayah
Palestina. Penjara-penjara dan kamp-kamp konsentrasi selalu dipadati penduduk
Palestina akibat pemberontakan yang mereka lakukan dalam melawan kekejaman
Israel. Tahun 1956, Gurun Sinai dan Jalur Gaza dikuasai Israel,
setelah gerakan Islam di kawasan Arab dipukul dan Abdul Qadir Audah, Muhammad
Firgholi, dan Yusuf Thol’at yang terlibat langsung dalam peperangan dengan
Yahudi di Palestina dihukum mati oleh rezim Mesir. Dan pada tahun 1967, semua
kawasan Palestina jatuh ke tangan Israel. Peristiwa itu terjadi setelah
penggempuran terhadap Gerakan Islam dan hukuman gantung terhadap Sayyid Qutb
yang amat ditakuti kaum Yahudi. Tahun 1977, terjadi serangan terhadap Libanon
dan perjanjian Camp David yang disponsori oleh mendiang Anwar Sadat dari Mesir.
Akhirnya
pada Desember 1987, perjuangan rakyat Palestina terhimpun dalam satu kekuatan
setelah sekian lama melakukan perlawanan secara sporadis terhadap Israel.
Gerakan Intifadhah telah menyatukan solidaritas rakyat Palestina. Intifadhah
merupakan aksi pemberontakan massal yang didukung massa dalam jumlah terbesar
sejak tahun 1930-an. Sifat perlawanan ini radikal revolusioner dalam bentuk
aksi massal rakyat sipil. Adanya kehendak kolektif untuk memberontak
sudah tidak dapat ditahan lagi. Untuk tetap bertahan dalam skema transformasi
masyarakat yang menghindari aksi kekerasan, maka atas prakarsa Syekh Ahmad
Yassin dibentuklah HAMAS (Harakah al-Muqawwah al-Islamiyah) pada bulan Januari
1988, sebagai wadah aspirasi rakyat Palestina yang bertujuan mengusir Israel
dari Palestina, mendirikan negara Islam Palestina, dan memelihara kesucian
Masjid Al-Aqsha. HAMAS merupakan “anak” dari Ikhwanul Muslimin karena para
anggotanya berasal dari para pengikut gerakan Ikhwanul Muslimin. Perlawanan
terhadap Israel semakin gencar dilakukan dan mengakibatkan kerugian material
bagi Israel berupa kehancuran pertumbuhan ekonomi, penurunan produksi industri
dan pertanian, serta penurunan investasi. Kerugian lainnya yaitu hilangnya
ketenangan dan rasa aman bangsa Israel. Namun, karena tokoh-tokoh
Yahudi banyak terjun ke media massa, terutama koran dan industri film.
Hollywood misalnya didirikan oleh Adolf Zuckjor bersaudara dan Samuel-Goldwyn-
Meyer (MGM). Maka dominasi yang luar biasa ini, membuat mereka berhasil
mengubah bangsa Palestina yang sebenarnya adalah korban dari kaum Zionis
menjadi pihak ”penjahat” di mata dunia. Selain itu, apakah Anda tau
siapa yang menguasai kantor-kantor berita seperti Reuter, Assosiated Press,
United Press International, surat kabar Times dan jaringan telivisi terkenal
dunia serta perusahaan film di Hollywood? Semuanya adalah bangsa Yahudi. Reuter
didirikan oleh Yahudi Jerman, Julius Paul Reuter yang bernama asli Israel Beer
Josaphat. Melalui jaringan informasi dan media komunikasi massa inilah mereka
menciptakan image negatif terhadap Islam, seperti Islam Fundamentalis, Islam
Teroris, dan lain sebagainya. Demikian gencarnya propaganda ini, sampai-sampai
orang Islam sendiri ada yang phobia Islam.
3. Penutup
Tidak ada
manipulasi sejarah yang lebih dahsyat dari pada yang dilakukan kaum Zionis
terhadap bangsa Palestina. Kongres Zionis I di Basle merupakan titik balik dari
sejarah usaha perampasan tanah Palestina dari bangsa Arab. Namun hebatnya, para
perampas ini tidak dianggap sebagai ”perampok” tetapi malahan dipuja-puja
sebagai ”pahlawan” dan bangsa Arab yang melawannya dianggap sebagai ”teroris”
atau penjahat yang perlu dihancurkan. Salah satu kunci untuk memahami
semua ini ialah karena sejak Kongres I kaum Zionis sudah mengerti kunci dari
perjuangan di abad 20, yakni: diplomasi, lobi, dan penguasaan media massa.
Herzl sebagai seorang wartawan yang berpengalaman dengan tangkas memanfaatkan
tiga senjata handal dalam perjuangan politik abad moderen ini.
Sejak
Kongres I, dia sangat rajin melobi para pembesar di Eropa, mendekati wartawan,
dan melancarkan diplomasi ke berbagai negara. Hasilnya sungguh luar biasa. Zionisme
lantas diterima sebagai gerakan politik yang sah bagi usaha merampas tanah
Palestina untuk bangsa Yahudi. Edward Said, dalam bukunya Blaming The
Victims secara jitu mengungkapkan bagaimana media massa Amerika menciptakan
gambaran negatif bagi bangsa Palestina. Sekitar 25 persen wartawan di
Washington dan New York adalah Yahudi, sebaliknya hampir tidak ada koran atau
TV Amerika terkemuka yang mempunyai wartawan Arab atau Muslim. Kondisi ini
berbeda dengan media Eropa yang meskipun dalam jumlah terbatas masih memiliki
wartawan Arab atau muslim. Dengan demikian laporan tentang Palestina di media
Eropa secara umum lebih ”fair” daripada media Amerika. Edward Said
yang terkenal dengan bukunya Orientalism (Verso 1978), menguraikan apa yang
dilakukan kaum Zionis terhadap bangsa Palestina merupakan praktik kaum
Orientalis yang sangat nyata. Pertama, sejarah ditulis ulang, yakni Palestina
sebelum berdirnya Israel ialah: wilayah tanpa bangsa untuk bangsa yang tidak
mempunyai tanah air. Kedua, bangsa Palestina yang menjadi korban dikesankan
sebagai bangsa biadab yang jadi penjahat. Ketiga, tanah Palestina hanya bisa
makmur setelah kaum Zionis berimigrasi ke sana.
4. Daftar Pustaka
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jilid I, (Jakarta:Pustaka Alhusna,
1983), hlm.255.
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid I, (Jakarta: UI
Press,1985), hlm. 58.
Ahmad Syalaby, perbandingan
Agama: Agama Yahudi, terjemahan oleh Syamsudin Manaf, (Surabaya: Bina Ilmu,
1990), hlm.5.
Paul Findley, Diplomasi Munafik ala Yahudi
Mengungkapkan Fakta Hubungan AS dan Israel, (Jakarta: Mizan, 1995), hlm. 121.
Antoro,
Mashudi (Oedi`). Sejarah Israel. http//: eramediaislami.com/ (03 Mei 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar