Orang Minos
Mempersembahkan Korban Kepada Dewa Laut
Di
sebelah Utara Delta Nil, jauh di Laut Tengah, sebuah pulau bergunung-gunung
membujur di sebelah tenggra semenanjung yang berserakan dan belum bernama, yang
menjorok dari benua Eropa. Penduduknya mungkin datang dari Asia Kecil jauh
sebelumnya: pada masa Hyksos, mereka juga sudah termasuk di antara
negara-negara yang memiliki raja, dan telah membangun istana untuk penguasa
mereka yang tak dikenal.
Istana
itu terletak di pusat knossos, suatu pemukiman yang sedikit masuk ke dalaman
dari pusat garis pantai utara, dan sebuah tempat yang strategis untuk mengawasi
ujung timur dan ujung barat pulau itu. Tidak lama setelah istana itu dibangun,
terdapat istana-istana lain yang sedikit lebih kecil di tempat-tempat penting
lain: di Mallia, diebelah timur Knossos di pantai utara dan Phaistos, sedikit
termasuk ke daratan dari pantai selatan.
Orang-orang
perba meninggalkan tulisan, maka tidak mengetahui secara tepat siapa yang
tinggal di istana-istana itu. Tetapi istana-istana itu terletak di pusat kota
yang ramai, jaringan jalan dan rumah. Penduduk kota-kota itu berdagang dengan
peradaban-peradaban di seberang laut. Jambang-jambang gerabah mereka yang
berwarna cerah (yang dahulu mungkin merupakan wadah anggur atau minyak untuk diperdagangkan)
telah ditemukan tidak hanya di pulau-pulau sekitarnya tetapi juga disepanjang
sungai Nil dan di pantai Laut Tengah, tempat orang Semit Barat Berdiam.
Mereka
juga mempunyai kebiasaan mengorbankan manusia. Pulau bergunung itu secara
berkala diguncang Gempa; salah satu meruntuhkan sebuah kuil yang teletak di
gunung yang sekarang bernama Gunung Juktas dan menghadap ke laut di utara, ke
arah penduduk di pedalaman. Kerangka mereka tak terusik selama 3000 tahun, sampai
ketika para pakar arkeologi menmukan pemandangan berikut; seorang muda dalam
keadaan terikat dan berbaring di ats sebuah mazbah dari tanah dan lempung,
sebuah pisau perunggu tertancap pada bagian atas tubuhnya, dan di depan mazbah
itu seorang yang usianya 40 tahun mengenakan sebuah cincin dan segel upacara.
Seorang wanita menelungkup disudut tenggara.
Pengorbanan
manusia tidak sering dilakukan. Bekas-bekas korban ditemukan hanya di satu
tempat lain; sebuah rumah di bagian barat kota Knossos dimana dua naka
tampaknya tidak hanya di korbankan tetapi di potong-potong dan di bakar bersama
siput-siput dalam semacam pesta ritual. Reruntuhan itu menuturkan kepada kita
apa makna pengorbanan itu, atau dilema mengerikan macam apa yang mendorong para
imam lelaki dan wanita kota Knossos ke suatu tindakan pemujaan yang sedemikian
ekstrem, tetapi mereka membuat dugaan yang mendasar.
·
Sekitar
tahun 1720
sebuah
gempa meruntuhkan istana lama di Knossos. Sebuah istana aru dibangun di atasnya
dan sebagian mencakup reruntuhannya. Istana kedua ini jauh lebih rumit.
Penduduk Knossos telah berkembang ke tahap dimana mereka membutuhkan seorang
raja yang lebih agung. Orang Yunani, menyebut pulau itu kreta, prcaya bahwa
seorang raja yang kuat bernama Minos tinggal di Knossos pada Zaman “Istana
Kedua” itu.
Menurut
mitos Yunani, Minos adalah anak tiri seorang bangsawan Kreta, karena ingin
memerintah negeri itu, ia mengadakan kepada penduduk Kreta bahwa ia dapat membuktikan kalau ia dipilih oleh
dewa-dewa untuk bermartabat raja; apa yang ia minta akan dikabulkan oleh
dewa-dewa, orang-orang menantang dia untuk membuktikan kesombongannya, maka
Minos memohon kepada Poseidon untuk mengirimkan seekor banteng untuk
dikorbankan. Seketika itu juga seekor banteng yang gagah muncul dari laut ke
pantai Kreta. Banteng itu sedemikian gagah sehingga Minos merasa sayang untuk
mengorbankannya. Ia menggiringnya ke kandang kawanannya sendiri dan
mengorbankan seekor banteng lain yang lebih kecil sebagai gantinya.
Orang
Kreta mengelu-ngelukan Minos sebagai
raja. Tetapi poseidon tidak senang dengan ketamakan Minos dan mengutuk istrinya
Pasiphae dengan birahi kepada banteng. Dengan bantuan arsitek legendaris
Daedalus, pasiphae dan banteng itu berhasil melakukan persetubuhan yang aneh
dimana seekor sapi kayu beroda ikut tampil; kemudian Pasiphae melahirkan
seorang anak cacat yang mengerikan, sosoknya manusia, wajahnya banteng. Melihat
bayi itu, Minos menyekapnya di sebuah penjara di bawah istana Knossos. Penjara
di rancang oleh Daedalus, sebagai hukuman karena menolong Pasiphae, terdiri
dari sedemikian banyak lorong yang berputar-putar sehingga anak itu dinamai
Asterius oleh ibunya, tetapi dikenal sebagai Minotaurus – tak akan dapat lolos.
Di penjara itu, yang diberi nama Labirinth, Minotaurus tumbuh menjadi dewasa.
Minos memberinya makan dengan daging manusia; setelah suatu pertempuran dengan
penduduk daratan Yunani, ia memerintahkan mereka mengirimkan 7 pemuda dan 7
pemudi setiap tahun sebagai santapan untuk Minotaurus.
Cerita
ini muncul dalam perpustakaan, sebuah kumpulan cerita Yunani dari abad kedua
SM. Di balik kabut mitos ini dapat memperoleh suatu pandangan sekilas tentang
suatu peradaban yang tidak meninggalkan serita lain.
Minos
mungkin saja nama bukan sekedar dari satu orang penguasa legendaris, tetapi
suatu garis raja-raja yang memerintah Knossos dan menjadi nama peradaban purba
Kreta. Cerita Minotaurus, beserta pertukaran muatan antara kota-kota,
mencerminkan perdagangan lewat laut yang dilakukan oleh bangsa minos. Demikian
juga peninggalan benda-benda Istana kedua yang ditemukan di seputar dunia kuno.
Sebuah lidah-lidah tutup jambang dari alabaster yang ditemukan di Knossos
ditandai dengan nama raja Hyksos, dan dinding-dinding istana Hyksos di Avasir
memiliki sisa-sisa sebuah fresko yang dilukis dengan gaya Minos. Terdapat
hubungan yang tetap dengan panti Timur Laut Tengah; orang Minos bahkan mungkin berdagang
sampai sejauh Mesopotamia. Beberapa perwujudan bergambar (khususnya pada segel)
Gilamesh dn pergulatannya dengan Banteng Langit- sebuah cerita yang mulai
muncul pad papan lembung antara tahun 1800 dan 1500 SM, tetap pada puncak
peradaban Minos- menampilkan Gilgamesh yang sedang bergulat dengan seekor
banteng setengah manusia yang mengenakan semacam sabuk gulat. Monster itu
memiliki tubuh banteng dan kepala manusia, yang merupakan kebalikan dari
deformasi Minotaurus, tetapi kemiripan antara kedua monster mengisyaratkan
bahwa pelaut Minos dan pelaut mesopotamia saling bertukar cerita di
tempat-tempat singgah.
Walaupun
beradaban Yunani yang tertata rapi, yang darinya Minos secara teori menuntut
upeti tahunan adalah sebuah anakronisme (pada masa sedini itu hanya terdapat
pemukiman tersebar-sebar di semenanjung itu), kemampuan Minos untuk menuntut
pembayaran dari luar negeri mencerminkan kekuatan militer Kreta pada periode
Istana Kedua, perpustakaan menyebutkan
bahwa Minos adalah “ orang yang pertama meraih kekuasaan atas laut; ia
melebarkan kekuasaannya hampir semua pulau”. Kota –kota Minos telah ditemukan
di sejumlah pulau di dekatnya, di antaranya Melos, Kea, dan pulau Thera yang
kecil dan tidak stabil. Kota-kota itu berperantidak hanya sebagai tempat
persinggahan dangang tetapi sebagai basis angkatan laut.Sejarawan Yunani
Thucydides menulis bahwa Minos adalah raja kuno pertama yang memiliki sebuah
angkatan laut.” Kata Thucydides,” dan mengusai Cyclades {pulau-pulau Aegea di
utara}, sebagian besar pulau itulah ia mengirimkan kolonil-kolonil pertamanya
dengan mengusir orang Caria {Pemukiman dari Asia Kecil tenggara} dan menunjuk
anak-anak lelakinya sebagai gubernur; dan dengan demikian melakukan tindakan
yang terbaik untuk membasmi pembajakan di perairan itu, suatu langkah yang
diperlukan untuk menjamin pemasukan untuk keperluannya sendiri”. Menurut
Herodotus, orang Caria tetap tinggal di pulau-pulau itu tetapi menjadi bawahan
Minos, sekumpulan pelaut berpengalaman yang biasanya” mengawali kapal atas permintaanya”.
Kekaisaran Minos dibangun diatas air.
Sekitar
tahun 1680 Minos mencapai cakupan terluas kekuasaanya. Bajak laut selalu
merupakan masalah di laut Tengah- Thucydides menjelaskan bahwa Knossos semula
dibangun di pedalaman, jauh dari laut,” akibat merajalelanya bajak laut”-
tetapi angkatan laut Mitos membasmi pembajakan sekurang-kurangnya diperairan
sekitar Kreta. Dengan terciptanya suasana damai yang baru ini berarti bahwa
bangsa-bangsa di sekitar pulau-pulau dan pantai dapat” mencurahkan perhatian
mereka lebih penuh pada perolehan kekayaan dan kemapanan hidup”. Perdagangan
berkembang, bangunan-bangunan muncul, lukisan dan pahatan mencapai suatu tahap
kecanggihan baru.
Tetapi
terdpat ancaman yang terus membayangi dalam cerita Raja Minos; monster banteng
di bawah istana. Sosok jahat itu, yang tidak terlihat adalah tnda kejahatan
yang nampak dari poseidon. Sosok itu tidak hanya mengancam orang-orang yang
menghormati Minos tetapi juga Minos sendiri. Sosok itu tidak dapat diijinkan
dan selalu lapar sehingga benar-benar merusak fondasi istana dan menuntut
pengorbanan yang terus menerus.
Istana
di Knossos dihiasi banyak fresko; lukisan dinding yang dibuat dengan menerakan
warna-warna cerah yang terbuat dari arang, oker kuning, bijih besi, dan mineral
lainnya langsung ke sebuah lapisan suci menundukan tanduknya sebagai ancaman
sementara para pemuja meloncat melewati tanduk ke punggung banteng, dan dari
sana melompat ke tanah. Pahatan perunggu yang paling termahsyur dari reruntuhan
Knossos yang menyimpan tarian banteng yang sama, tidak bergerak pada saat yang
paling berbahaya.
Dapat
diduga, para pemuja yang mengambil bagian dalam ritual itu adalah muda,
atletis, dan untuk mati. Cerita Minotaurus mungkin menyimpan suatu bentuk
pengorbanan manusia yang sangat tua, di mana korban yang dibaktikan tidak
dibaringkan di atas sebuah mazbah tetapi dilepas didepan banteng. Penggalian
dari yang disebut sebagai Lapangan Banteng, yakni Lapangan-lapangan pusat di
Knossos tempat tarian banteng tampaknya diselenggarakan, menunjukkan sebuah
jaringan pintu, anak tangga, dan lorong yang menuju ke lapangan dari
bangunan-bangunan di sekitarnya: labirin yang asli. Ada kaitan lain antara
cerita Minotaurus dan kebiasaan-kebiasaan keagamaan Kreta. Keempat belas korban
itu dimakan oleh Minotaurus: empat pengorbanan yang ditemukan di Knossos
menunjukan semacam perayaan ritual atas orang yang mati.
Kemarahan
ilahi semacam apakah yang menuntut pengorbanan semacam ini? Dalam versi yunani
tentang cerita Minotaurus dari masa yang jauh setelah itu, Poseidon, dewa laut,
juga disebut Pengguncangan bumi, dan banteng adalah binatang sucinya. Pulau
kreta dan laut di sekelilingnya terus menerus diguncang gempa serta gelombang
perusak yang menyusulnya. Hanya dengan memohon terus menerus kepada pengguncang
bumi akhirnya ancaman yang datang dari laut itu mereda.
Sekitar tahun 1628
Gelombang
gempa disekitar Thera yang dekat dari sana menjadi semakin sering,” pulau itu
adalah sebuah gunung berapi aktif dan lebih dari satu letusan telah terjadi.
Tetapi selama beberapa tahun pulau itu cukup tenang sehingga satu-satunya kota
besar di Thera, Akrotiri, dapat berkembang luas dan makmur.
Ketika gelombang gempa pertama kali
semakin sering, penduduk Akrotiri membangun kembali tembok-tembok yang telah
hancur karena gempa. Ketika guncangan bertambah dahsyat, mereka mulai
mengungsi. Penggalian dari reruntuhan tidak menyingkapkan satu tengkorak pun,
dan benda-benda berharga, seperti perhiasan dan perak di kota itu tampaknya
telah dikuras.
Tak lama sesudahnya, gunung berapi
dipusat pulau mulai menyemburkan batu apung. Batu apung yang menyalut
reruntuhan tampaknya telah mengerak, yang berarti bahwa hasil semburan itu
terpajan ke udara (sebelum disalut oleh abu dari letusan terakhir) selama
beberapa waktu sekitar 2 bulan 2 tahun. Suara gemuruh di Thera terus
berlangsung cukup lama sementara pulau-pulau di dekatnya mendengar dengan
gemetar. Dua tahun adalah waktu yang panjang untuk menunggu suatu bencana yang
mengancam: cukup lama untuk menyelenggarakan upacara pengorbanan yang
mengharapkanbencana itu akan menjauh.
Kemudian gunung berapi itu
benar-benar membalikan isi pulau itu dengan menyemburkan abu setinggi lima
meter ke kota. Batu-batu besar menyembur dari perut gunung api dan jatuh
sebagai hujan bersama dengan abu, seperti hujan es raksasa. Sebuah retakan
terbuka di sisi pulau yang mengakibatkan air laut menghunjamkan masuk ke dalam
kawah yang ditinggalkan oleh gunung api. Ketika letusan itu akhirnya reda,
Thera bukan lagi sebuah pulau bundar dengan sebuah gunung berapi ditengahnya:
wujudnya menjadi sebuah cincin pulau yang mengelilingi sebuah laut ditengah
pulau sebuah kawah raksasa.
Itulah akhirnya dari kota Minos
Akrotiri, yang tentu akan tekubur dibawah abu sampai ketika digali, mulai tahun
1960-an . tidak jelas seberapa besar kerusakan yang diakibatkan oleh letusan
raksasa terhadap orang-orang Minos diKreta. Selama beberapa waktu setelah
letusan Thera, peradaban Minos berlangsung seperti biasa. Namun pada akhirnya
populasinya mulai berkurang rumah-rumah semakin terbengkalai: perdagangan
terhenti.
Kemunduran itu mungkin berkaitan
dengan letusan gunung api,” Indikasi-indikasi di Thera sendiri mengisyaratkan bahwa
gunung api itu meletus pada akhir Juni atau awal Juli, tepat menjelang musim
panen. Hujan abu yang dibawah angin tidak sampai ke ujung barat Kreta, tetapi
secara pasti mencapai separuh timur pulau, mungkin merusak hasil panen satu
musim.bekas-bekas abu dipantai di sekitar thera mengisyaratkan bahwa letusan
itu menyebabkan tsunami yang meneggelamkan pulau-pulau didekatnya, dan
tingginya air mungkin masih sepuluh meter ketika menghempas ke pantai-pantai
Kreta, dua puluh lima menit setelah ltusan. Awan yang besar mungkin menutupi
matahari selama beberapa waktu. Lalu menyusul badai petir, hujan geledek yang keras
dan dahysat, serta turunya suhu. Selama
berbulan-bulan, matahari terbenam berwarna merah darah yang gelap.
Bahkan andai kata gunung api itu
tidak secara langsung menyebabkan kemunduran Minos, semua kejadian aneh itu
memberi dampak yang sama seperti berkurangnya air Nil di Mesir. Tanda-tanda itu
menunjukan bahwa Poseidongusar. Wangsa kerajaan tidak lagi berkenan kepada
dewa-dewa. Mungkin sekali malapetaka itu hanyalah awal ketidakpuasan dewa-dewa
yang lebih ekstrem, yang membayang di cakrawala. Pengguncang bumi tidak boleh
diremehkan; dan ia masih terus membayang di dalaman, siap untuk memusnahkan
kemakmuran yang rapuh. Lebih baik menjauh keramahan yang sedemikian itu secepat
mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar