Selasa, 11 Desember 2012

RAJA MINOS DARI KRETA Antara tahun 1720 dan 1628 SM


Orang Minos Mempersembahkan Korban Kepada Dewa Laut

Di sebelah Utara Delta Nil, jauh di Laut Tengah, sebuah pulau bergunung-gunung membujur di sebelah tenggra semenanjung yang berserakan dan belum bernama, yang menjorok dari benua Eropa. Penduduknya mungkin datang dari Asia Kecil jauh sebelumnya: pada masa Hyksos, mereka juga sudah termasuk di antara negara-negara yang memiliki raja, dan telah membangun istana untuk penguasa mereka yang tak dikenal.
Istana itu terletak di pusat knossos, suatu pemukiman yang sedikit masuk ke dalaman dari pusat garis pantai utara, dan sebuah tempat yang strategis untuk mengawasi ujung timur dan ujung barat pulau itu. Tidak lama setelah istana itu dibangun, terdapat istana-istana lain yang sedikit lebih kecil di tempat-tempat penting lain: di Mallia, diebelah timur Knossos di pantai utara dan Phaistos, sedikit termasuk ke daratan dari pantai selatan.
Orang-orang perba meninggalkan tulisan, maka tidak mengetahui secara tepat siapa yang tinggal di istana-istana itu. Tetapi istana-istana itu terletak di pusat kota yang ramai, jaringan jalan dan rumah. Penduduk kota-kota itu berdagang dengan peradaban-peradaban di seberang laut. Jambang-jambang gerabah mereka yang berwarna cerah (yang dahulu mungkin merupakan wadah anggur atau minyak untuk diperdagangkan) telah ditemukan tidak hanya di pulau-pulau sekitarnya tetapi juga disepanjang sungai Nil dan di pantai Laut Tengah, tempat orang Semit Barat Berdiam.
Mereka juga mempunyai kebiasaan mengorbankan manusia. Pulau bergunung itu secara berkala diguncang Gempa; salah satu meruntuhkan sebuah kuil yang teletak di gunung yang sekarang bernama Gunung Juktas dan menghadap ke laut di utara, ke arah penduduk di pedalaman. Kerangka mereka tak terusik selama 3000 tahun, sampai ketika para pakar arkeologi menmukan pemandangan berikut; seorang muda dalam keadaan terikat dan berbaring di ats sebuah mazbah dari tanah dan lempung, sebuah pisau perunggu tertancap pada bagian atas tubuhnya, dan di depan mazbah itu seorang yang usianya 40 tahun mengenakan sebuah cincin dan segel upacara. Seorang wanita menelungkup disudut tenggara.
Pengorbanan manusia tidak sering dilakukan. Bekas-bekas korban ditemukan hanya di satu tempat lain; sebuah rumah di bagian barat kota Knossos dimana dua naka tampaknya tidak hanya di korbankan tetapi di potong-potong dan di bakar bersama siput-siput dalam semacam pesta ritual. Reruntuhan itu menuturkan kepada kita apa makna pengorbanan itu, atau dilema mengerikan macam apa yang mendorong para imam lelaki dan wanita kota Knossos ke suatu tindakan pemujaan yang sedemikian ekstrem, tetapi mereka membuat dugaan yang mendasar.

·        Sekitar tahun 1720
sebuah gempa meruntuhkan istana lama di Knossos. Sebuah istana aru dibangun di atasnya dan sebagian mencakup reruntuhannya. Istana kedua ini jauh lebih rumit. Penduduk Knossos telah berkembang ke tahap dimana mereka membutuhkan seorang raja yang lebih agung. Orang Yunani, menyebut pulau itu kreta, prcaya bahwa seorang raja yang kuat bernama Minos tinggal di Knossos pada Zaman “Istana Kedua” itu.
Menurut mitos Yunani, Minos adalah anak tiri seorang bangsawan Kreta, karena ingin memerintah negeri itu, ia mengadakan kepada penduduk Kreta bahwa ia  dapat membuktikan kalau ia dipilih oleh dewa-dewa untuk bermartabat raja; apa yang ia minta akan dikabulkan oleh dewa-dewa, orang-orang menantang dia untuk membuktikan kesombongannya, maka Minos memohon kepada Poseidon untuk mengirimkan seekor banteng untuk dikorbankan. Seketika itu juga seekor banteng yang gagah muncul dari laut ke pantai Kreta. Banteng itu sedemikian gagah sehingga Minos merasa sayang untuk mengorbankannya. Ia menggiringnya ke kandang kawanannya sendiri dan mengorbankan seekor banteng lain yang lebih kecil sebagai gantinya.
Orang Kreta  mengelu-ngelukan Minos sebagai raja. Tetapi poseidon tidak senang dengan ketamakan Minos dan mengutuk istrinya Pasiphae dengan birahi kepada banteng. Dengan bantuan arsitek legendaris Daedalus, pasiphae dan banteng itu berhasil melakukan persetubuhan yang aneh dimana seekor sapi kayu beroda ikut tampil; kemudian Pasiphae melahirkan seorang anak cacat yang mengerikan, sosoknya manusia, wajahnya banteng. Melihat bayi itu, Minos menyekapnya di sebuah penjara di bawah istana Knossos. Penjara di rancang oleh Daedalus, sebagai hukuman karena menolong Pasiphae, terdiri dari sedemikian banyak lorong yang berputar-putar sehingga anak itu dinamai Asterius oleh ibunya, tetapi dikenal sebagai Minotaurus – tak akan dapat lolos. Di penjara itu, yang diberi nama Labirinth, Minotaurus tumbuh menjadi dewasa. Minos memberinya makan dengan daging manusia; setelah suatu pertempuran dengan penduduk daratan Yunani, ia memerintahkan mereka mengirimkan 7 pemuda dan 7 pemudi setiap tahun sebagai santapan untuk Minotaurus.
Cerita ini muncul dalam perpustakaan, sebuah kumpulan cerita Yunani dari abad kedua SM. Di balik kabut mitos ini dapat memperoleh suatu pandangan sekilas tentang suatu peradaban yang tidak meninggalkan serita lain.
Minos mungkin saja nama bukan sekedar dari satu orang penguasa legendaris, tetapi suatu garis raja-raja yang memerintah Knossos dan menjadi nama peradaban purba Kreta. Cerita Minotaurus, beserta pertukaran muatan antara kota-kota, mencerminkan perdagangan lewat laut yang dilakukan oleh bangsa minos. Demikian juga peninggalan benda-benda Istana kedua yang ditemukan di seputar dunia kuno. Sebuah lidah-lidah tutup jambang dari alabaster yang ditemukan di Knossos ditandai dengan nama raja Hyksos, dan dinding-dinding istana Hyksos di Avasir memiliki sisa-sisa sebuah fresko yang dilukis dengan gaya Minos. Terdapat hubungan yang tetap dengan panti Timur Laut Tengah; orang Minos bahkan mungkin berdagang sampai sejauh Mesopotamia. Beberapa perwujudan bergambar (khususnya pada segel) Gilamesh dn pergulatannya dengan Banteng Langit- sebuah cerita yang mulai muncul pad papan lembung antara tahun 1800 dan 1500 SM, tetap pada puncak peradaban Minos- menampilkan Gilgamesh yang sedang bergulat dengan seekor banteng setengah manusia yang mengenakan semacam sabuk gulat. Monster itu memiliki tubuh banteng dan kepala manusia, yang merupakan kebalikan dari deformasi Minotaurus, tetapi kemiripan antara kedua monster mengisyaratkan bahwa pelaut Minos dan pelaut mesopotamia saling bertukar cerita di tempat-tempat singgah.
Walaupun beradaban Yunani yang tertata rapi, yang darinya Minos secara teori menuntut upeti tahunan adalah sebuah anakronisme (pada masa sedini itu hanya terdapat pemukiman tersebar-sebar di semenanjung itu), kemampuan Minos untuk menuntut pembayaran dari luar negeri mencerminkan kekuatan militer Kreta pada periode Istana Kedua, perpustakaan menyebutkan bahwa Minos adalah “ orang yang pertama meraih kekuasaan atas laut; ia melebarkan kekuasaannya hampir semua pulau”. Kota –kota Minos telah ditemukan di sejumlah pulau di dekatnya, di antaranya Melos, Kea, dan pulau Thera yang kecil dan tidak stabil. Kota-kota itu berperantidak hanya sebagai tempat persinggahan dangang tetapi sebagai basis angkatan laut.Sejarawan Yunani Thucydides menulis bahwa Minos adalah raja kuno pertama yang memiliki sebuah angkatan laut.” Kata Thucydides,” dan mengusai Cyclades {pulau-pulau Aegea di utara}, sebagian besar pulau itulah ia mengirimkan kolonil-kolonil pertamanya dengan mengusir orang Caria {Pemukiman dari Asia Kecil tenggara} dan menunjuk anak-anak lelakinya sebagai gubernur; dan dengan demikian melakukan tindakan yang terbaik untuk membasmi pembajakan di perairan itu, suatu langkah yang diperlukan untuk menjamin pemasukan untuk keperluannya sendiri”. Menurut Herodotus, orang Caria tetap tinggal di pulau-pulau itu tetapi menjadi bawahan Minos, sekumpulan pelaut berpengalaman yang biasanya” mengawali kapal atas permintaanya”. Kekaisaran Minos dibangun diatas air.
Sekitar tahun 1680 Minos mencapai cakupan terluas kekuasaanya. Bajak laut selalu merupakan masalah di laut Tengah- Thucydides menjelaskan bahwa Knossos semula dibangun di pedalaman, jauh dari laut,” akibat merajalelanya bajak laut”- tetapi angkatan laut Mitos membasmi pembajakan sekurang-kurangnya diperairan sekitar Kreta. Dengan terciptanya suasana damai yang baru ini berarti bahwa bangsa-bangsa di sekitar pulau-pulau dan pantai dapat” mencurahkan perhatian mereka lebih penuh pada perolehan kekayaan dan kemapanan hidup”. Perdagangan berkembang, bangunan-bangunan muncul, lukisan dan pahatan mencapai suatu tahap kecanggihan baru.
Tetapi terdpat ancaman yang terus membayangi dalam cerita Raja Minos; monster banteng di bawah istana. Sosok jahat itu, yang tidak terlihat adalah tnda kejahatan yang nampak dari poseidon. Sosok itu tidak hanya mengancam orang-orang yang menghormati Minos tetapi juga Minos sendiri. Sosok itu tidak dapat diijinkan dan selalu lapar sehingga benar-benar merusak fondasi istana dan menuntut pengorbanan yang terus menerus.
Istana di Knossos dihiasi banyak fresko; lukisan dinding yang dibuat dengan menerakan warna-warna cerah yang terbuat dari arang, oker kuning, bijih besi, dan mineral lainnya langsung ke sebuah lapisan suci menundukan tanduknya sebagai ancaman sementara para pemuja meloncat melewati tanduk ke punggung banteng, dan dari sana melompat ke tanah. Pahatan perunggu yang paling termahsyur dari reruntuhan Knossos yang menyimpan tarian banteng yang sama, tidak bergerak pada saat yang paling berbahaya.
Dapat diduga, para pemuja yang mengambil bagian dalam ritual itu adalah muda, atletis, dan untuk mati. Cerita Minotaurus mungkin menyimpan suatu bentuk pengorbanan manusia yang sangat tua, di mana korban yang dibaktikan tidak dibaringkan di atas sebuah mazbah tetapi dilepas didepan banteng. Penggalian dari yang disebut sebagai Lapangan Banteng, yakni Lapangan-lapangan pusat di Knossos tempat tarian banteng tampaknya diselenggarakan, menunjukkan sebuah jaringan pintu, anak tangga, dan lorong yang menuju ke lapangan dari bangunan-bangunan di sekitarnya: labirin yang asli. Ada kaitan lain antara cerita Minotaurus dan kebiasaan-kebiasaan keagamaan Kreta. Keempat belas korban itu dimakan oleh Minotaurus: empat pengorbanan yang ditemukan di Knossos menunjukan semacam perayaan ritual atas orang yang mati.
Kemarahan ilahi semacam apakah yang menuntut pengorbanan semacam ini? Dalam versi yunani tentang cerita Minotaurus dari masa yang jauh setelah itu, Poseidon, dewa laut, juga disebut Pengguncangan bumi, dan banteng adalah binatang sucinya. Pulau kreta dan laut di sekelilingnya terus menerus diguncang gempa serta gelombang perusak yang menyusulnya. Hanya dengan memohon terus menerus kepada pengguncang bumi akhirnya ancaman yang datang dari laut itu mereda.

Sekitar tahun 1628

            Gelombang gempa disekitar Thera yang dekat dari sana menjadi semakin sering,” pulau itu adalah sebuah gunung berapi aktif dan lebih dari satu letusan telah terjadi. Tetapi selama beberapa tahun pulau itu cukup tenang sehingga satu-satunya kota besar di Thera, Akrotiri, dapat berkembang luas dan makmur.
            Ketika gelombang gempa pertama kali semakin sering, penduduk Akrotiri membangun kembali tembok-tembok yang telah hancur karena gempa. Ketika guncangan bertambah dahsyat, mereka mulai mengungsi. Penggalian dari reruntuhan tidak menyingkapkan satu tengkorak pun, dan benda-benda berharga, seperti perhiasan dan perak di kota itu tampaknya telah dikuras.
            Tak lama sesudahnya, gunung berapi dipusat pulau mulai menyemburkan batu apung. Batu apung yang menyalut reruntuhan tampaknya telah mengerak, yang berarti bahwa hasil semburan itu terpajan ke udara (sebelum disalut oleh abu dari letusan terakhir) selama beberapa waktu sekitar 2 bulan 2 tahun. Suara gemuruh di Thera terus berlangsung cukup lama sementara pulau-pulau di dekatnya mendengar dengan gemetar. Dua tahun adalah waktu yang panjang untuk menunggu suatu bencana yang mengancam: cukup lama untuk menyelenggarakan upacara pengorbanan yang mengharapkanbencana itu akan menjauh.
            Kemudian gunung berapi itu benar-benar membalikan isi pulau itu dengan menyemburkan abu setinggi lima meter ke kota. Batu-batu besar menyembur dari perut gunung api dan jatuh sebagai hujan bersama dengan abu, seperti hujan es raksasa. Sebuah retakan terbuka di sisi pulau yang mengakibatkan air laut menghunjamkan masuk ke dalam kawah yang ditinggalkan oleh gunung api. Ketika letusan itu akhirnya reda, Thera bukan lagi sebuah pulau bundar dengan sebuah gunung berapi ditengahnya: wujudnya menjadi sebuah cincin pulau yang mengelilingi sebuah laut ditengah pulau sebuah kawah raksasa.
            Itulah akhirnya dari kota Minos Akrotiri, yang tentu akan tekubur dibawah abu sampai ketika digali, mulai tahun 1960-an . tidak jelas seberapa besar kerusakan yang diakibatkan oleh letusan raksasa terhadap orang-orang Minos diKreta. Selama beberapa waktu setelah letusan Thera, peradaban Minos berlangsung seperti biasa. Namun pada akhirnya populasinya mulai berkurang rumah-rumah semakin terbengkalai: perdagangan terhenti.
            Kemunduran itu mungkin berkaitan dengan letusan gunung api,” Indikasi-indikasi di Thera sendiri mengisyaratkan bahwa gunung api itu meletus pada akhir Juni atau awal Juli, tepat menjelang musim panen. Hujan abu yang dibawah angin tidak sampai ke ujung barat Kreta, tetapi secara pasti mencapai separuh timur pulau, mungkin merusak hasil panen satu musim.bekas-bekas abu dipantai di sekitar thera mengisyaratkan bahwa letusan itu menyebabkan tsunami yang meneggelamkan pulau-pulau didekatnya, dan tingginya air mungkin masih sepuluh meter ketika menghempas ke pantai-pantai Kreta, dua puluh lima menit setelah ltusan. Awan yang besar mungkin menutupi matahari selama beberapa waktu. Lalu menyusul badai petir, hujan geledek yang keras dan dahysat, serta turunya suhu.  Selama berbulan-bulan, matahari terbenam berwarna merah darah yang gelap.
            Bahkan andai kata gunung api itu tidak secara langsung menyebabkan kemunduran Minos, semua kejadian aneh itu memberi dampak yang sama seperti berkurangnya air Nil di Mesir. Tanda-tanda itu menunjukan bahwa Poseidongusar. Wangsa kerajaan tidak lagi berkenan kepada dewa-dewa. Mungkin sekali malapetaka itu hanyalah awal ketidakpuasan dewa-dewa yang lebih ekstrem, yang membayang di cakrawala. Pengguncang bumi tidak boleh diremehkan; dan ia masih terus membayang di dalaman, siap untuk memusnahkan kemakmuran yang rapuh. Lebih baik menjauh keramahan yang sedemikian itu secepat mungkin.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar